Object title : Tong Sampah Tradisi (part of the “Fiber-face: Cross-Cultural Batik Collaborations, Indonesia 2008”)
Materials : Silk wrap
Technique : Batik / Wax Resist Dyed
Description : Proses Kreativitas yang Kodrati

Dalam pelajaran filsafat Jawa kita diajarkan mengenai konsep Tribawana atau Tiga Jagad. Ajaran kuno ini menunjukkan kepada kita bahwa kita hidup dalam tiga jagad sebagai manusia atau microcosmos (jagad kecil). Sebagai makhluk, kita hidup di dalam alam semesta, oleh karena itu kita memiliki kaitan dengan alam dan segala makluk hidup dan benda benda yang dikatakan makrokosmos (jagad gede). Kita juga terkait kepada dunia yang tidak terlihat atau sumber kreativitas (jagad cahaya). Sebagai manusia yang berkaitan dengan alam, kita mengikuti perjalanan hidup yang tertata oleh hukum alam yang mendukung, memandu kita. Jalan hidup ini dikatakan dan integral kepada aktivitas kreatif. Dan sebagai dasar atau fondasi untuk mengerti dan memberi penghargaan pada tata nilai satu kaitan kesatuan cipta alam semesta.

Di dalam proses kreatif, kami terbuka dari semua aspek budaya sebab yang kami lakukan adalah berusaha mencari, menghayati dan mempertanggungjawabkan pertumbuhan proses kreativitas yang terletak dalam budaya. Proses kreatif ini sudah ada sejak lama dan berlangsung tanpa berhenti dan bermanifesti dalam suatu inkarnasi dan reinkarnasi budaya yang tumbuh secara alami. Pertumbuhannya tanpa akhir ini seperti pohon hayat. Proses ini menyangkut dunia yang kelihatan dan tidak kelihatan. Usaha untuk membangun kesadaran seperti ini memunculkan keinginan untuk mencari harmoni, memberi cinta kasih dan merasa syukur atas kehidupan. Dalam proses integral ini, kita bisa akses sumber kreativitas tanpa batas.

Bagaimana Proses ini Bekerja?

Adalah aneka budaya indigenous di bumi kita yang menjadi juru kunci ilmu kuno. Dengan kesadaran kodrati, kita bisa mencapai keselarasan, integral dan alami dalam tatanan Tribawana (tiga jagad yaitu kesadaran kepekaan mengenai keterkaitan kepada manusia lain, hukum alam dan sumber kreativitas) yang tercermin dalam sistem ilmu kuno ini. Walaupun budaya masing-masing keliatan terpisah dan berbeda, ada aneka ragam nilai universal yang tumbuh secara alami dalam budaya lokal.

Dalam filsafat Jawa ada pepatah kata “ilmu iku kelakone kanti laku” yang berarti ilmu yang muncul dari kesadaran di dalam perjalanan proses kreativitas yang berkesinambungan kepada prilaku diri manusia. Di dalam melakukan perjalanan proses, terjadi penghayatan dan kepekaan terhadap perbuatan kita dalam kehidupan nyata atau perilaku. Proses ini bergantian di antara penghayatan dan perilaku yang terus menerus berkait hingga menumbuhkan suatu pengertian dari tahap perjalanan untuk perjalanan selanjutnya. Dari ini muncul suatu rasa integralitas yang bermanifestasi dalam kehidupan sesuai dengan ‘akal budi’ kita pada sesuatu titik keselarasan dengan Tribawana (yang tercontoh dalam motif batik semen; yang artinya semi atau tumbuh ada di dalam latar putih maupun latar hitam dimana kesinambungan di antara manusia, alam semesta dan dunia cahaya atau sumber kreativitas).

Kreativitas muncul dari keterkaitan kepada perilaku. Penyaluran kreativitas dapat berlangsung dalam bentuk apa saja, dimana saja asal perilaku itu integral. Suara pokok kreativitas muncul dari dalam setiap manusia dan berpotensi untuk diwujudkan dalam segala kegiatan. Sekaligus ini merupakan jalan kesendirian dan kolektif dalam suatu proses kreativitas yang memberi suara murni kepada kreativitas itu sendiri.

Name of the artist : Agus Ismoyo & Nia Fliam, Brahma Tirta Sari-Rumah Budaya Babaran Segaragunung
Date : 2003
Place of origin : Yogyakarta
Dimension : 200 X 60 cm